Dadi Setiadi, Ketua UP-PPL FKIP Unram
Gandeng Sekolah Swasta
Tepatnya
pada semester genap tahun lalu, pendekatan lesson
study mulai diterapkan di sekolah swasta. Dadi menyatakan bahwa kerjasama
tersebut dilaksanakan dengan melihat beberapa pertimbangan. “Salah satunya
kemampuan mengajar,” ujar Dadi saat diwawancarai tim Pena Kampus usai acara.
Dosen Biologi tersebut juga mengaku bahwa berdasarkan hasil kajian UP-PPL
sebelumnya, penerapan lesson study
sangat efektif bagi guru pemula. Hal lain yang juga menjadi pertimbangan adalah
kondisi kelas dari sekolah yang dijadikan pilot
project.
Pembekalan Lesson Study oleh ketua UP-PPL di kebun Biologi
Sekolah
yang digandeng UP-PPL sebagai pilot project lesson study pada semester ini seluruhnya merupakan lima sekolah swasta
yang tersebar di wilayah Mataram dan Lombok Barat. Lima sekolah tersebut yaitu
SMA NW Mataram, SMA NW Narmada, SMA Hangtuah 3 Mataram, SMA Trisakti Mataram,
SMA Muhammadiyah Mataram. Setiap prodi di lima sekolah tersebut mengirimkan
tiga mahasiswa untuk melakukan kegiatan PPL dengan pendekatan lesson study.
Konsep Lesson Study
Lesson study
sebenarnya diprakarsai oleh para guru pendidikan dasar di Jepang. Makoto
Yoshida adalah yang dianggap paling berjasa dalam mengembangkan konsep ini. Lesson study merupakan salah satu upaya
pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok
guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Dibutuhkan paling tidak tiga
orang guru untuk dapat melaksanakan konsep ini. Seorang sebagai guru model, dan
dua lainnya menjadi observer.
Lesson study
atau yang dalam bahasa jepang disebut kenkyuu
jugyo dianggap berhasil dalam memperbaiki kualitas belajar
mengajar di kelas. Konsep ini pun kemudian banyak diikuti oleh negara-negara
lainnya termasuk Indonesia setelah Jepang dianggap berhasil dalam
mengembangkannya.
Kurangnya
Informasi
Novaldi
Nur Firdaus, salah satu mahasiswa PPL pada semester ini yang ditempatkan di SMA
Hangtuah 3 Mataram mengungkapkan kekecewaannya terhadap UP-PPL. Penerapan lesson study yang hanya dilakukan di
sekolah swasta baginya cukup diskriminatif. “Saya merasa diremehkan,” ujar
mahasiswa pendidikan kimia itu. Pernyataan tersebut diungkapkannya sebab merasa
kemampuannya dalam mengelola kelas secara mandiri diragukan.
Novaldi
mengatakan bahwa sejak mata kuliah microteaching,
dirinya pun tidak mengetahui informasi bahwa pendekatan lesson study digunakan di sekolah swasta setahun belakangan.
Informasi tersebut bahkan baru Ia ketahui ketika pengarahan khusus bagi
mahasiswa PPL di lima sekolah tersebut. “Kalau dari awal dikasi tau kan bisa lebih bersiap,” terang Noval. Dirinya pun
mengaku tidak tahu menahu mengenai konsep lesson
study.
Berbeda
dengan yang dikatakan Novaldi, salah seorang mahasiswa PPL pada semester lalu,
Ahmad Viqi Wahyu Rizki menyetujui langkah UP-PPL untuk menerapkan lesson study di sekolah swasta. Hal
tersebut menurutnya sudah tepat sebab siswa tidak memiliki alasan untuk dapat
bermain di dalam kelas. “Setuju, karena
sekolah yang di lesson study pasti
kekurangan guru dan banyak masalah,” ungkap Viqi. Ia pun tidak menafikan bahwa
sekolah swasta sangat berbeda dengan sekolah negeri. “Tempat saya dulu cuma satu gurunya yang negeri yaitu
kepsek, jadi kesusahan dalam membangun penerapan pembelajaran yang efektif,”
jelas mahasiswa PPKn itu.
Belum Kondusif Usai
Gempa
Terkait
dengan pngarahan khusus lesson study
yang sangat dekat dengan waktu pelepasan mahasiswa PPL, Dadi mengatakan bahwa
hal tersebut dikarenakan kondisi kampus yang belum kondusif usai musibah gempa
yang melanda pulau ini. Pada tahun sebelumnya, mahasiswa yang ditempatkan di
sekolah swasta biasanya akan diberikan pengarahan khusus untuk lesson study tidak lama setelah
pembekalan. “Tapi sekarang kondisi ndak
ada tempat, gimana gitu kan!”
jelasnya.
Kampus
FKIP Unram memang mengalami kerusakan yang cukup parah usai gempa yang melanda
Lombok dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Tidak hanya itu, pelepasan mahasiswa
PPL yang biasanya dilaksanakan di dalam gedung pun akhirnya terpaksa diadakan
di area lapangan voli FKIP.
Dadi
juga menambahkan bahwa penerapan lesson
study di lima sekolah tersebut akan sangat dikontrol. “Ada kecenderungan
berhasil, maka kami lebih efisienkan. Dalam konteks pelaksanaan, kami kontrol
betul,” tegasnya.
Diganti Menjadi PLP
Pada
pembekalan mahasiswa PPL yang dilakukan awal Agustus lalu, Ketua UP-PPL sempat
menyinggung perihal program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang akan
menjadi pengganti dari mata kuliah PPL. Sebelumnya, Permenristekdikti Nomor 55
Tahun 2017 telah mengatur bahwa Standar Pendidikan Guru meliputi Program
Sarjana Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Untuk dapat
menjadi seorang guru profesional tidak cukup dengan menempuh program sarjana
pendidikan dan mendapat gelas S.Pd., namun harus pula menempuh program PPG.
Ditemui
seusai pengarahan khusus lesson study
pada Rabu (12/9) lalu, Dadi mengatakan bahwa penerapan PLP di setiap Lembaga
Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia telah diputuskan oleh
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Minimal
lima tahun setelah terbitnya peraturan itu,” jelasnya.
Dalam
peraturan tersebut, dijelaskan bahwa PLP merupakan proses pengamatan/observasi
dan pemagangan untuk mahasiswa sarjana pendidikan sedangkan PPL merupakan
kegiatan mahasiswa peserta program PPG untuk mempraktikkan kemampuannya dalam
pembelajaran di sekolah mitra. “PPL dipakai untuk mahasiswa PPG,” ujar Dadi
kepada Tim Pena Kampus.
Dalam
panduan program PLP yang diterbitkan Kemenristekdikti pada 2017 lalu,
disebutkan bahwa PLP akan dilakukan dengan dua tahap. PLP-1 dilaksanakan pada
semester ketiga atau keempat. Intinya, PLP-1 mahasiswa melakukan observasi,
analisis dan penghayatan langsung terhadap kegiatan terkait dengan kultur
sekolah, manajemen sekolah, dan dinamika sekolah sebagai lembaga pengembang
pendidikan dan pembelajaran. Namun pada PLP-2 yang dilaksanakan pada semester
enam atau tujuh, mahasiswa akan belajar untuk melaksanakan tugas guru sebagai
akademik maupun administrasi. (tin,ida,jik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar