Sistem Satu Arah Keluar Masuk diberlakukan, Mahasiswa Mengeluh - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Jumat, 05 Juli 2019

Sistem Satu Arah Keluar Masuk diberlakukan, Mahasiswa Mengeluh


Mataram, Pena Kampus – Universitas Mataram (Unram) akan memberlakukan pintu elektronik dan sistem satu arah lalu lintas keluar masuk kampus. Skema ini dinilai dapat mencegah kemacetan dan menstabilkan keamanan kampus. Uji coba tersebut mulai diterapkan senin (17/06). Walalupun banyak mahasiswa mengeluh. 

     Upaya pemberlakuan  sistem satu arah atau one way dan pintu elektronik keluar masuk kampus yang dicoba saat ini, nampaknya akan segera diwujudkan oleh pihak kampus Universitas Mataram (Unram). Simulasi sistem satu arah atau one way dan pintu elektronik tersebut berlaku setelah dikeluarkannya informasi dan surat edaran Nomor 4341/UN18/SE/2019 tentang pemberlakuan pintu masuk elektronik, simulasi sistem satu arah lalu lintas tersebut sudah mulai sejak senin (17/06). 

     Ketentuan pemberlakuan akses keluar masuk kawasan kampus Unram saat ini sudah ditentukan sesuai dengan keputusan bersama dari pihak kampus. Akses jalur keluar masuk nantinya akan menggunakan Jl. Majapahit, Kekalik Mataram, yang menggunakan dua gerbang khusus jalur masuk dan satu khusus pintu keluar. Pintu masuk elektronik jembatan sebelah Barat khusus untuk kendaran roda dua, sedangkan pintu masuk jembatan sebelah Timur akan digunakan khusus kendaran roda empat. Pintu keluar gerbang depan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) digunakan sebagai jalur keluar kendaraan roda empat dan roda dua.

     Adapun akses jalur keluar masuk juga akan menggunakan Jl. Pemuda, Gomong Mataram. Gerbang samping masjid Babul Hikmah Unram, akan digunakan sebagai akses jalur keluar khusus roda empat. Sedangkan gerbang Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unram akan digunakan sebagai jalur khusus roda dua dan satu akses jalur masuk melalui Jl. Prasarana, Gomong Mataram, yaitu melaui gerbang utara Fakultas Pertanian (FP) sebelah Timur lapangan atletik.

     Menurut Wahid, selaku Kasubag Tata Usaha dan Rumah Tangga Unram mengatakan, kendalanya sudah dapat dilihat di jalan masuk depan rektorat ketika sepeda motor dari arah Timur dan Barat berpapasan sehingga membuat kemacetan. Sedangkan sosialisasi mulai dilakukan pada 24 Juni yang lalu sampai 14 Juli, dan akan berlaku efektif pada 15 Juli sambil menunggu fasilitas seperti rambu-rambu dan lain sebagainya selesai dikerjakan.
 
Wahid, Kasubag Tata Usaha dan Rumah Tangga Unram


     Wahid juga mengatakan, akan membagikan kartu elektronik untuk mahasiswa, dosen, dan semua pegawai. Untuk masyarakat umum diperbolehkan masuk apabila menggunakan pakaian sopan. Ia juga menegaskan, setelah berjalannya pintu masuk portal tersebut, dari pihak kampus akan memikirkan lagi ke depannya seperti apa. Sedangkan kartu elektronik yang dibagikan ke mahasiswa akan dikembalikan lagi setelah pelaksanaan yudisium. “Untuk kartu yang sudah dibagikan tersebut akan dikembalikan ketika yudisium, untuk diserahkan kepada adik tingkat,” pungkasnya.

     Salah satu satpam pengawas lalu lintas Unram, Zulkarnaen siap untuk membantu menyukseskan program sistem satu arah jalan keluar masuk tersebut, tidak lain karena itu juga tugasnya sebagai seorang satpam. Zulkarnaen mengungkapkan bahwa, program sistem satu arah tersebut sangat bagus. “Satu jalan keluar dan satu jalan masuk, jadi keamanaan kampus bisa terjamin,” jelasnya.

     Akan tetapi, penerapan satu arah jalan keluar masuk ini mendapat banyak respons dari mahasiswa. Salah satunya Faryh, mahasiswi dari Fakultas Teknologi Pangan (Fatepa). Ia berpendapat sistem satu arah tersebut bagus untuk diterapkan, apalagi ketika wisuda. Dengan adanya sistem satu arah tersebut, jalan keluar-masuk kendaraan tidak hanya di dua titik saja. Namun dia mengeluhkan ketika hari libur dan ada kegiatan organisasi, jalan yang dibuka hanya di gerbang utama sebelah Barat dan gerbang dekat Babul Hikmah. Jadi, mahasiswa yang datang dari Gomong harus putar arah karena jalan masuk dan keluar yang dibuka hanya di masing-masing satu titik saja.

     Berbeda dengan Kurnia Baiti Rahma, mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, semester dua, mengatakan sistem satu arah jalan keluar masuk tersebut kurang efektif. Ia lebih setuju dengan peraturan jalan seperti semula (sebelum adanya sistem satu arah). Ia mengatakan, dulu pernah juga diterapkan sistem karcis, akan tetapi tetap saja kurang efektif. “Kalaupun Unram menghindari kemalingaan, seharusnya keamanannya diperketat, bukan jalannya yang diperbarui tetapi keamanan di dalam wilayah kampus masih kurang,” ungkapnya.

     Keluhan lainnya disampaikan oleh Hatika Oktapiana Dewi, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol). Ia benar-benar lelah dengan adanya sistem satu arah ini. Ia membandingkan, sebelum berlakunya sistem satu arah tersebut, ia dengan mudahnya untuk menuju ke Fakultasnya. Tetapi semenjak adanya sistem satu arah ini, ia sangat kesulitan karena harus putar arah, mulai dari melewati Fatepa dan fakultas-falutas lain sesudahnya untuk sampai ke Fakultasnya. “Dulu sebelum adanya pemberlakuan sistem satu arah ini kita mahasiswa Fisipol tinggal belok kiri langsung tiba di Fakultas. Tetapi setelah adanya sistem satu arah ini kami kesulitan, karena harus mutar Unram dulu baru sampai ke Fisipol,” keluhnya. (did/buk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar